Apakah yang kamu bayangkan tentang Pengertian Revolusi Industri 4.0? Istilah tersebut mungkin cukup sering kamu dengar akhir-akhir ini. Alih-alih membahas tentang Revolusi Industri, kamu akan lebih sering membahas Revolusi Industri 4.0. Kalau kamu berpikir kedua hal tersebut sama, ada baiknya kamu memperhatikan penjelasan berikut ini.
Revolusi Industri dan Revolusi Industri 4.0 berbeda. Keduanya tak sama dan mempunyai tantangan tersendiri yang perlu dihadapi. Bahkan tak jarang menuntut siapapun, termasuk kamu, untuk menyiasatinya agar bisa bertahan bila era tersebut benar-benar telah sepenuhnya datang.
Nah, perhatikan penjelasan di bawah ini supaya kamu paham mengenai apa itu Revolusi Industri 4.0.
Daftar Isi
- Perkembangan Revolusi Industri
- 4 Tahapan Perkembangan Revolusi Industri
- Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Para Ahli
- Lima Pilar Utama Revolusi Industri 4.0
- Prinsip Revolusi Industri
- Tantangan bagi Generasi Millennials
- Penutup
Perkembangan Revolusi Industri
Pengertian Revolusi Industri 4.0 digadang-gadang sudah ada di depan mata. Tak heran negara-negara telah bersiap untuk menghadapinya tak terkecuali Indonesia. Bahkan para pembuat kebijakan sudah merencanakan sejumlah program untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Sederhananya, Revolusi Industri adalah batu lonjakan dalam sektor industri yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan komunikasi untuk mencapai efisiensi semaksimal mungkin. Sehingga dunia industri diperkirakan akan berubah model menjadi bisnis baru dengan basis digital.
Dapat dikatakan hampir seluruh kegiatan industri dikerjakan oleh mesin atau teknologi, bukan lagi manusia. Beberapa pihak menganggap Revolusi Industri akan mendatangkan keuntungan untuk populasi manusia.
Revolusi tersebut dinilai bakal memajukan kehidupan manusia dalam hal bisnis dan sosial. Namun tak sedikit pihak yang meragukan hal tersebut. Pasalnya tak bisa dimungkiri bila Revolusi Industri 4.0 memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia, misalnya memparah kesenjangan ekonomi, upah buruh rendah, sampai bangkrutnya usaha-usaha kecil menengah yang tak sanggup bersaing.
Sebenarnya Revolusi Industri ini tak serta-merta ada. Sebelum mencapainya, kehidupan manusia telah melewati serangkaian tahapan Revolusi Industri mulai dari revolusi pertama pada akhir abad 18-an. Kemudian disusul dengan revolusi kedua, ketiga, dan keempat.
4 Tahapan Perkembangan Revolusi Industri
Berikut adalah gambaran tahapannya:
- Revolusi Industri 1.0 (Tahun 1784)
Revolusi industri pertama kali terjadi dengan ditandainya penemuan alat tenun mekanis pada tahun 1784. Penemuan tersebut mengubah sistem kerja di seluruh dunia. Semula peralatan kerja bergantung pada manusia dan hewan. Setelah alat tenun ditemukan, peralatan kerja digantikan dengan mesin. Alhasil produksi barang kain meningkat.
Efeknya banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena tenaganya tak lagi dibutuhkan.
- Selanjutnya, Revolusi Industri 2.0 (Awal Abad 20)
Era ini ditandai dengan lini produksi pertama yang melibatkan rumah potong hewan di Cincinnati Amerika Serikat pada tahun 1870. Jadi Revolusi Industri 2.0 merupakan era pengenalan produksi massal atas dasar pembagian kerja dengan menggunakan listrik dan jalur perakitan.
- Revolusi Industri 3.0 ( Awal Tahun 1970)
Era revolusi 3.0 tersebut ditandai dengan penggunaan alat elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi produksi. Jadi sistem otomatisasi tersebut menggunakan komputer. Dampaknya kegiatan industri tidak dikendalikan oleh manusia. Selain itu, dengan adanya ini besarnya biaya produksi pun dapat ditekan.
- Tahun 2018, Tonggak Awal Revolusi Industri 4.0.
Industri tersebut menggabungkan teknologi otomatisasi dan teknologi siber. Jadi, pada kondisi ini memungkinkan adanya pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Pada Era ini memungkinkanan adanya dunia virtual yang membentuk konektivitas manusia, mesin, dan data.
Revolusi Industri 4.0 dapat diartikan sebagai fenomena yang menggabungkan teknologi siber dan teknologi otomatisasi.
Makanya revolusi tersebut disebut juga dengan cyber physical system. Kolaborasi itu menerapkan konsep otomatisasi yang dibantu dengan teknologi informasi. Imbasnya, keterlibatan manusia semakin berkurang. Di satu sisi hal tersebut memberikan efektivitas dan efisiensi dalam dunia kerja. Sehingga biaya produksi tumbuh dengan signifikan. Namun di sisi lain hal tersebut memberikan kerugian pada kesejahteraan umat manusia.
Awalnya, Revolusi Industri 4.0 dikenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ia menjelaskan Revolusi Industri 4.0 akan mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Revolusi generasi keempat ini memiliki skala, ruang lingkup, dan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan revolusi sebelumnya.
Beberapa kemajuan yang muncul di era Revolusi Industri 4.0 adalah kecerdasan buatan, teknologi nano, bioteknologi, blockchain, teknologi berbasi internet, teknologi komputer kuantum, dan printer 3D.
Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Para Ahli
Berapa ahli mengungkapkan gagasannya mengenai Revolusi Industri 4.0. Berikut ini adalah pengertian yang telah dirangkum dari beberapa ahli.
- Angela Merkel
Kanselir Jerman tersebut menjelaskan Revolusi Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.
- Schlechtendali
Sementara itu, Schlechtendali mengungkapkan kalau Revolusi Industri 4.0 menekankan pada unsur kecepatan dalam menyediakan informasi. Semua entitas dalam lingkungan industri selalu terhubung dan akhirnya saling berbagi informasi.
Jadi menurut Schlechtendali, Revolusi Industri 4.0 membuka peluang semua entitas dalam industri saling berkomunikasi secara real time. Semua itu bisa terjadi dengan pemanfaatan teknologi internet.
- Kusmantini
Menukil dari tulisan Cisilia Sundari yang berjudul “Revolusi Industri 4.0 Merupakan Peluang dan Tantangan Bisnis bagi Generasi Milenial di Indonesia”dalam Prosiding Seminar Nasional dan Call Papers Fakultas Ekonomi Universitas Tidar,
Revolusi Industri adalah revolusi bisnis secara elektronik atau Electronic-Business.
Jadi revolusi tersebut merupakan teknologi baru dimana internet menjadi titik strategis dalam proses revolusi industri 4.0 terutama dalam berwirausaha.
- Prasetyo dan Sutopo
Menurut Prasetyo dan Sutopo, Revolusi Industri 4.0 menggabungkan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan layanan konsumen secara signifikan.
- Purnomo
Purnomo menjelaskan Revolusi Industri 4.0 merupakan lompatan besar di dunia usaha khususnya di bidang industri. Revolusi tersebut dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara penuh.
- Kemper
Dalam tulisan Cisilia Sundari, Kemper menerangkan Revolusi Industri membuat perusahaan dapat menyediakan infrastruktur jaringan untuk industri internet.
Bila perusahaan memiliki kemampuan tersebut maka perusahaan dapat dikatakan siap menyambut revolusi industri 4.0 karena ia dapat membangun ekosistem produksi sesuai dengan konsep Revolusi Industri 4.0.
Sementara itu, Pengertian Revolusi Industri 4.0 membantu membuat rantai suplai menjadi lebih sederhana untuk negara berkembang.
Lima Pilar Utama Revolusi Industri 4.0
Ada ciri-ciri yang disebut sebagai lima pilar utama dalam Revolusi Industri 4.0 yakni Internet of Things, Big Data, Artificial Intelligence, Cloud Computing, dan Additive Manufacturing.
Apakah kamu pernah mendengarnya?
Untuk memahami Revolusi Industri 4.0, kamu pun harus mengetahui lima pilar tersebut.
- Internet of Things (IoT)
Pilar pertama adalah Internet of Things atau IoT. Pilar ini diartikan sebagai sistem yang memanfaatkan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin digital secara bersamaan.
Jadi ketiga komponen tersebut saling terhubung (interrelated connection). Dalam menjalankan fungsinya itu diperlukan komunikasi data dalam jaringan internet sehingga fungsi tersebut tidak membutuhkan interaksi antar manusia atau interaksi antar manusia dan komputer.
IoT memiliki empat komponen yakni perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna. . Misalnya aplikasi IoT Indonesia seperti Gowes untuk bike sharing, eFishery untuk pemberian pakan ikan, Hara untuk pangan dan pertanian, dan Qlue untuk Smart City.
- Big Data
Pilar selanjutnya adalah Big Data. Istilah dipakai untuk menggambarkan volume data yang besar baik terstruktur maupun tidak.
Selain itu, Big Data tidak merujuk pada jumlah data yang besar melainkan lebih kepada apa yang dilakukan oleh organisasi terhadap banyaknya data itu. Dengan Big Data, organisasi menganalisis untuk mengambil keputusan dan strategi bisnis yang baik.
Contoh penyedia layanan Big Data di Indonesia yaitu Warung Data, Dattabot, Paques Platform dan Sonar Platform.
- Artificial Intelligence (AI)
AI cukup sering dibicarakan akhir-akhir ini. AI adalah teknologi komputer aay mesin yang mempunyai kecerdasan buatan layaknya manusia.
AI bisa diatur sesuai dengan kemauan dan keinginan manusia. Tugas Ai adalah mempelajari data yang diterima. Jadi semakin banyak data, maka AI semakin baik dalam membuat prediksi.
Contoh AI adalah aplikasi chatbot dan alat pengelana wajah atau face recognition.
- Cloud Computing
Apakah kamu pernah mendengar tentang teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengolahan data? Jika iya, maka kamu sedang bersinggungan dengan cloud Computing.
Teknologi ini memberikan akses kepada pengguna komputer untuk menggunakan cloud dan mengkonfigurasikannya menjadi server.
Misalnya hosting situs web yang berbentuk server virtual. Umumnya ada tiga jenis Cloud Computing, meliputi:
- Cloud Software as a Service (SaaS) adalah layanan untuk menggunakan aplikasi yang disediakan infrastruktur cloud
- Infrastructure as a Service (IaaS) merupakan layanan untukemungkinkan konsumen untuk memproses, menyimpan, membat jaringan, dan memakai sumber daya komputasi yang diperlukan oleh aplikasi. Contoh produk-produk Cloud Computing di Indonesia adalah K-Cloud, CloudKilat, IDCloudHost, FreeCloud, dam Dewaweb
- Cloud Platform as a Service (PaaS) adalah layanan untuk menggunakan platform yang sudah disediakan. jadi pengembang hanya fokus untuk mengembangkan aplikasi saja
- Additive Manufacturing
Pilar utama terakhir adalah Additive Manufacturing. Pilar tersebut adala terobosan baru dalam industri manufaktur dengan menggunakan mesin printer 3D (printer 3D) atau disebut juga dengan 3D printing.
Hasil mesin printer tersebut berupa gambar desain digital yang diwujudkan dalam bentuk benda nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama. Jadi desain tersebut sama dengan desain sebenarnya.
Selain itu, Additive Manufacturing dapat memproduksi banyak desain barang yang tidak bisa dibuat oleh teknologi manufaktur konvensional.
Prinsip Revolusi Industri
Ada empat prinsip yang perlu kamu pelajari. Empat prinsip tersebut biasanya dipakai perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan keputusan di segala kebijakan.
- Interoperabilitas atau kesesuaian.
Prinsip ini mengedepankan kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia. keempatnya saling terhubung dan berkomunikasi melalui internet untuk segala sesuatu (IoT) atau internet untuk khalayak (IoP). Jadi, IoT akan mengotomatisasi proses interaksi keempat komponen tersebut.
- Transparansi informasi.
Prinsip kedua ini berhubungan dengan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia secara virtual. Caranya yakni memperkaya model kerja digital dengan data sensor.
Jadi prinsip transparansi informasi membutuhkan pengumpulan data sensor mentah. Tujuannya agar dapat menghasilkan informasi bernilai tinggi
- Bantuan teknis.
Prinsip ini adalah kemampuan sistem bantuan yang bertugas membantu manusia. Caranya dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara komprehensif. Sehingga pembuat kebijakan bisa membuat keputusan dengan tepat di saat ada masalah tak terduga dan tiba-tiba.
Selain itu, prinsip bantuan teknis berkaitan dengan kemampuan sistem siber dan fisik untuk membantu manusia melakukan kegiatan yang terbilang cukup berat.
- Keputusan mandiri.
Prinsip ini adalah kemampuan sistem siber-fisik yang memungkinkan keputusan dan tugas dapat dijalankan secara mandiri. Terkecuali bila da gangguan, tugas bisa dialihkan ke atasan.
Tantangan bagi Generasi Millennials
Pada akhirnya Revolusi Industri 4.0 memberikan sisi negatif dan positif. Tak sedikit orang yang menganggap perubahan ini harus dihadapi manusia, suka atau tidak, dengan semua sisi negatif dan positif yang menyertainya.
Jadi Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri terutama bagi generasi milenial. Bila dilihat dari sisi positif, Revolusi tersebut akan memberikan manfaat dalam perkembangan platform digital:
- Inovasi
Revolusi Industri 4.0 membuka peluang munculnya model-model bisnis baru. Hal ini berkaitan erat dengan para pengembang bisnis yang menerapkan strategi dengan platform digital.
Sehingga revolusi itu memungkinkan terjadinya inovasi digital baik di dunia ritel, pendidikan, kesehatan, hingga hukum. Beberapa orang berpikir inovasi tersebut membuat semakin banyak orang berpartisipasi. Alhasil timbul persaingan sehat untuk memberikan nilai tambah barang atau jasa pada masyarakat.
- Inklusivitas
Dengan adanya inovasi digital, layanan didapat dengan mudah dijangkau oleh seluruh orang. Sehingga terjadilah inklusivitas. Semua orang bisa menikmati layanan digital yang sama, dimanapun mereka berada.
- Efisiensi
Ketiga, Revolusi Industri menciptakan efisiensi Bila terjadi inovasi digital, maka efisiensi pu turut terjadi. Agar sisi positif ini semakin optimal, para pembuat kebijakan harus mampu menerapkan strategi yang tepat. Meskipun dapat memberikan masalah-masalah baru dalam dunia perekonomian, di sisi lain era ini juga dianggap akan memberikan dorongan besar dalam segala bidang.
Misalnya dalam dunia kerja, revolusi tersebut dapat memicu adanya jenis pekerjaan baru walaupun revolusi juga menghilangkan beberapa jenis pekerjaan.
Dinukil dari uii.ac.id, Jaya Addin menjelaskan Revolusi Industri 4.0 adalah keadaan yang memberikan janji sekaligus ancaman besar. Bila orang-orang tidak mampu mengikuti perkembangannya maka mereka akan rentas tertinggal. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang agar mampu menghadapi tantangan tersebut. Sehingga ketertinggalan dapat dihindari.
Menurut Jaya Addin, tidak hanya ketersediaan akses internet dan kepekaan media sosial untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Lebih utama dan penting adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, harmonisasi aturan, dukungan semua pihak, dan sebagainya.
Pasalnya persiapan untuk menghadapi revolusi yang serba IOT ini tidak mudah atau dalam sekejap mata. Apalagi bila mengingat kondisi pemerataan teknologi dan informasi di Indonesia masih kurang. Hingga detik ini, beberapa wilayah di Indonesia masih belum dialiri listrik dan internet.
Jadi penting untuk mengetahui posisi dan situasi Indonesia sekarang agar bisa menentukan kebijakan yang tepat demi menghadapi Revolusi Industri 4.0
Sumber :
https://penerbitbukudeepublish.com/revolusi-industri-4-0-dan-tantangan-bagi-generasi-millenials/#2_Selanjutnya_Revolusi_Industri_20_Awal_Abad_20